Hearing Session: Shinigami Tabrak Batas

Mataram, 1 Juni 2025 — Band hardcore asal Mataram, Shinigami, menggelar acara hearing session untuk album terbaru mereka bertajuk Break Da Line pada Minggu pagi di Beka Kopi. Acara ini dihadiri para penikmat musik keras, rekan komunitas, serta sejumlah penulis dan pegiat musik lokal yang penasaran akan arah baru yang ditempuh Shinigami. Album ini memuat sembilan trek penuh letupan semangat dan eksperimentasi:

  1. S.O.S
  2. Spit on Your Face
  3. 99% Mataram Shit
  4. Hardway
  5. Check It Out
  6. Burning Sparkle
  7. Shoot It Down
  8. Get Thing
  9. Pesona Tangan Besi

Melawan Kejenuhan, Menabrak Batas Genre

Menurut vokalis Shinigami, Tobil, album Break Da Line lahir dari kejenuhan para personel terhadap pola musikal lama mereka. “Kami merasa ada pengulangan terus-menerus dalam musik kami sebelumnya. Break Da Line adalah cara kami ‘menembus garis’, tetap berakar di hardcore, tapi bercampur dengan j-pop, rock n’ roll, metal, hingga elemen tradisional,” ujarnya. Gitaris Shinigami, Andhika, menambahkan bahwa pergeseran gaya ini terjadi secara organik. “Kami punya referensi berbeda-beda. Tobil suka k-pop, Tatak dengerin grunge, saya dan Ijang masih dekat ke punk dan hardcore. Hasilnya mengalir begitu saja,” katanya.

Tobil, vokalis Shinigami

Salah satu trek yang menonjol adalah “99% Mataram Shit”, di mana Shinigami memasukkan ansambel cilokaq melalui kelompok “fiktif” bernama Cilokaq Gambrah. “Awalnya lagunya sudah direkam, instrumen tradisinya kami tambahkan kemudian,” ungkap Andhika. Sementara itu, lagu “Pesona Tangan Besi” menjadi eksperimen lain, dengan memasukkan orasi yang ditulis dan dibacakan oleh penyair muda asal Kota Mataram, Gilang Sakti Ramadhan. “Liriknya kuat, makanya kami rasa pas untuk libatkan teman dari dunia sastra,” kata Tatak, sang bassist.

Eksplorasi Nada dan Lirik

Musikalitas album ini digarap dengan penuh lapisan. “S.O.S” misalnya, dibuka dengan sirine dan beat khas ala John Gennas untuk membangun atmosfer kepanikan. “Kalau tanpa bumper itu, lagu ini bakal terasa hampa,” tambah Tatak. Andhika menambahkan bahwa dalam lagu “Pesona Tangan Besi” dan “Burning Sparkle”, ia menggunakan sound gitar yang clean dan nuansa akustik, sesuatu yang jarang dieksplor oleh band hardcore. Meski tampak menabrak batas genre, Tatak menegaskan bahwa album ini tetap hardcore secara sikap. “Hardcore bukan soal genre semata. Ini sikap melawan penindasan dalam bentuk apa pun. Kami tetap hardcore.” Dari aspek lirik, Tobil mengakui pengaruh besar dari Nu Metal dan Hip-Hop 90-an seperti, Limp Bizkit, RATM, Wu-Tang Clan, dan Beastie Boys. “Kami menentang sistem. Sistem pemerintahan, sistem kerja, sistem hidup. Semuanya.”

sesi tanya jawab

Tur dan Showcase

Shinigami juga mengumumkan rencana tur Break Da Line di Pulau Jawa mulai Juli mendatang, meliputi enam kota: Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Showcase spesial akan digelar di Lombok setelah tur selesai. “Kami ingin menghadirkan pengalaman yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Tobil. Acara hearing session ini menjadi penanda bahwa Shinigami tak hanya berani keluar dari zona nyaman, tapi juga siap menantang batas-batas estetika musik keras di Mataram. Album Break Da Line bukan sekadar rilisan baru, tapi sebuah pernyataan sikap: “No border, no compromise.”


Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top