Lombok Timur, 9 Mei 2025 — Setelah mencuri perhatian lewat lagu “Meleke Kamu” dan “Dirindu Semesta,” musisi muda asal Selong, Lombok Timur, Teguh L Wijaya akhirnya resmi merilis album debutnya bertajuk “VIBRASI” pada Jumat, 9 Mei 2025. Album ini didistribusikan oleh label independen Pepadu Badjang Records, menandai langkah penting dalam perjalanan kariernya sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan sutradara video.
Album VIBRASI hadir sebagai refleksi atas fase-fase kehidupan yang telah ia lalui—dari kegalauan remaja hingga pencarian jati diri sebagai orang dewasa. “Album ini tentang transisi. Kadang gelap, kadang terang. Tapi apapun itu, getarannya nyata dan berbeda,” ujar Teguh dalam wawancara bersama tim media.
Terdiri dari delapan lagu—antara lain Musim Mataq, Maukah Kamu, Ndeq Wah Peduli, hingga Janganlah Berhenti—VIBRASI menampilkan kekayaan genre dari Pop, R&B, Akustik, hingga EDM, Reggae, Rock, dan Dangdut. Video klip dari lagu “Ndeq Wah Peduli” telah lebih dulu dirilis sebagai representasi semangat keseluruhan album.

Nama Teguh mencuat secara nasional setelah lagu “Meleke Kamu” masuk nominasi Indonesia Dance Chart Award 2025 dalam dua kategori: Urban Track of The Year dan Artworks Track of The Year. Lagu berbahasa Sasak tersebut juga sempat menjadi salah satu rekomendasi utama versi media Hailotim, sejajar dengan karya-karya musisi Lombok Timur seperti Alfian Bakti dan Tedy And The Companion.
Namun perjalanan menuju “VIBRASI” bukan tanpa aral. Proses produksi yang berlangsung sejak akhir 2023 sempat nyaris kandas karena tekanan industri. Dalam sesi Live Chat Music RRI Mataram, Teguh mengungkapkan pengalamannya bekerja sama dengan beberapa label lokal di Lombok yang justru membuatnya merasa terasing dari musiknya sendiri.
“Album ini hampir nggak jadi. Saya disuruh gimmick pacaran, diminta pakai autotune robot, proyeknya diulur-ulur. Saya merasa musik saya bukan milik saya lagi. Politik industri itu nyata,” ungkapnya.
Teguh akhirnya memilih jalur independen tanpa manajemen, menyusun ulang tim produksinya, dan mempercayakan proses kreatif kepada pihak-pihak yang ia anggap “mengerti jiwanya.” Aransemen ditangani oleh Nada Merdu—studio musik dari Garut yang dikenal dengan pendekatan organik—sementara engineering dipercayakan kepada Arya Maula dan Alfian Bakti, dua nama penting dari Lombok yang turut menjaga integritas suara Teguh.
Album ini juga menampilkan sejumlah kolaborator seperti Hendrish, Ikhin, Sandi, Yulhaidir, Ilham, dan Sidzia Madvox, yang memperkaya warna musikal dalam harmoni yang tetap utuh. Menariknya, dalam album ini Teguh menyisipkan semangat kebangsaan.
“VIBRASI ini seperti miniatur Bhinneka Tunggal Ika. Banyak warna, banyak dialek, tapi satu rasa. Saya percaya musik bisa menyatukan hal-hal yang terlihat berbeda,” tuturnya.
Sejak usia lima tahun, Teguh telah menjadikan musik sebagai bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Bagi dia, musik adalah rumah tempatnya pulang. “Musik itu cinta pertama saya. Nggak peduli orang mau ngomong apa, saya akan tetap bikin musik versi saya. Karena hanya lewat musik saya bisa jujur tanpa harus menjelaskan terlalu banyak,” katanya.
Melalui VIBRASI, Teguh L Wijaya tak hanya memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai seniman yang berani mempertahankan kejujuran artistik di tengah derasnya arus industri. “Banyak orang bisa nyanyi. Banyak juga yang bisa bikin lagu. Tapi nggak semua berani jujur. Saya ingin tetap jadi musisi yang jujur meski jalannya lebih berat,” pungkasnya.
Terima kasih. Semoga lagu dalam album “VIBRASI” dapat dinikmati oleh banyak pendengar terutama lead track “Ndeq Wah Peduli” 🙌🔥