Mataram, 5 April 2025 — Setelah bertahun-tahun tidak terdengar gaungnya, band asal Mataram, Djempol, akhirnya kembali ke panggung musik dengan merilis single terbaru berjudul Tertusuk Pedang. Lagu ini menandai kebangkitan mereka di tahun 2025, mengusung kembali warna musik pop yang pernah menjadi akar mereka. Diciptakan oleh Aries, sang drummer, Tertusuk Pedang menghadirkan nuansa emosional yang kuat, membicarakan cinta dengan cara yang puitis, tajam, dan menyayat.

Dalam lirik-liriknya, lagu ini mengisahkan sosok “aku” yang begitu mencintai “kamu” hingga rela menanggung luka dan penderitaan demi menjaga dan melindungi sang kekasih. Metafora seperti “tertusuk pedang” dan “terbawa badai” digunakan untuk melukiskan betapa beratnya perjuangan yang dijalani. Namun di balik semua itu, tetap tersimpan keteguhan hati dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Cinta dalam lagu ini tidak bersifat ringan atau manis-manis saja, melainkan hadir sebagai kekuatan besar yang menggerakkan pengorbanan, kesabaran, dan pengabdian.
Sosok “aku” dalam lagu ini digambarkan begitu terpaut pada “kamu”, hingga merasa hidupnya tak berarti tanpa kehadiran orang yang dicintainya. Ada ketergantungan emosional yang dalam, namun juga kematangan dalam bentuk cinta yang tidak selalu membutuhkan kehadiran fisik. Meski “tidak selalu di dekatmu”, perasaan itu tetap dijaga dengan penuh perhatian. Semua ini berpuncak pada pengakuan yang menggetarkan: “kamu cinta matiku”—sebuah pernyataan cinta yang absolut, total, dan tak tergantikan.
Djempol bukanlah nama baru di dunia musik Mataram. Didirikan pada 7 November 2008, mereka memulai perjalanan dengan formasi Denoth (vokal), Chily (bass), Aries (drum), dan Dino (gitar). Awalnya, mereka dikenal dengan warna pop melayu yang lembut dan melodius. Namun, perubahan signifikan terjadi pada tahun 2011, ketika Toni masuk menggantikan Dino di posisi gitar. Sejak saat itu, Djempol beralih ke jalur rock n roll di bawah naungan manajemen Dimensi. Pada tahun 2018, mereka merilis album perdana bertajuk it’S Time, yang memuat lima lagu dan memperlihatkan sisi energik dan eksploratif mereka.

Meski sempat menghilang dari radar publik, Djempol tidak pernah benar-benar bubar. Kini, dengan Tertusuk Pedang, mereka memilih untuk kembali ke akar pop mereka—lebih lembut, lebih emosional, tapi tetap kuat dalam penyampaian. Lagu ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang perjalanan panjang sebuah band yang terus mencari bentuk terbaik dari ekspresinya.
Kembalinya Djempol membawa harapan baru bagi skena musik lokal. Mereka bukan sekadar hadir kembali, tapi juga membawa karya yang matang, penuh rasa, dan menyentuh. Tertusuk Pedang adalah bukti bahwa musik, ketika dilahirkan dari kejujuran dan pengalaman hidup, akan selalu punya tempat di hati para pendengarnya.