Lombok, 7 Maret 2025 – Setelah sebelumnya sukses merilis single “Tentang Hujan”, band rock modern asal Lombok, Tunggang Gunung, kembali menghadirkan karya terbaru mereka yang berjudul “Bungkam”. Sebuah pernyataan lantang tentang getirnya perlawanan dalam kehidupan sosial tertuang dalam lagu ini. Melalui lirik yang tajam dan aransemen yang penuh energi, “Bungkam” menggambarkan betapa demokrasi sering kali menjadi samar ketika suara protes dibungkam oleh kekuasaan.
Pesan Perlawanan dalam “Bungkam”Terinspirasi dari berbagai tragedi yang mereka saksikan dan dengarkan, vokalis Sanggaboemi berharap lagu ini dapat menjadi medium protes terhadap kebijakan-kebijakan yang masih memberatkan rakyat kecil. Dengan pendekatan satire yang tidak langsung menyudutkan pihak tertentu, “Bungkam” diharapkan mampu menjadi suara bagi semua kalangan yang merasa hak mereka untuk berbicara telah dikekang.
“Lagu ini merupakan bentuk kegelisahan kami terhadap omong kosong yang sering disebut sebagai kebijakan oleh oknum-oknum pejabat,” tegas Sanggaboemi.

Lirik “Bungkam” menegaskan bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh disamarkan dengan dalih apa pun. Menyuarakan isi hati—baik secara lisan maupun tulisan—adalah hak fundamental setiap individu. Penggalan lirik “Kata adalah senjata, ketika mulutku dibungkam” menjadi pernyataan kuat bahwa jika suara tak dapat terucap, maka tulisan dapat menjadi senjata ampuh untuk menyampaikan kegelisahan kepada penguasa.
Bungkam: Relevan dengan Fenomena Pembungkaman di Era ModernLebih dari sekadar lagu, “Bungkam” merefleksikan fenomena era digital saat ini, di mana banyak orang lebih nyaman menyuarakan keresahan melalui tulisan dibandingkan berbicara secara langsung. Media sosial telah menjadi ruang bagi generasi yang berani mengekspresikan opini, namun sering kali dihadapkan pada risiko pembungkaman.
“Meski lisan dan tulisan bisa menjadi pedang bermata dua bagi diri sendiri, tetap saja, ‘kata adalah senjata, ketika mulutmu dibungkam’,” ungkap Sanggaboemi.
Tunggang Gunung dan Perjalanan MusikalnyaTunggang Gunung adalah band modern rock yang terbentuk pada tahun 2015 dan beranggotakan Sanggaboemi (vokal, gitar), Kharisma Priasa (gitar), dan Fikhan Ghazali (bass). Band ini dikenal karena karya-karyanya yang selalu berkaitan dengan fenomena sosial dan lingkungan.

Sejak merilis album perdana “Cermin” (2018), mereka terus mengembangkan identitas musikalnya dengan merilis berbagai single yang sarat akan makna. “Bungkam” menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju album kedua, yang diprediksi akan kembali menyentuh isu-isu kritis dalam kehidupan masyarakat.
Dengan perilisan “Bungkam”, Tunggang Gunung kembali membuktikan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga alat perlawanan yang mampu menyuarakan suara yang selama ini dibungkam. Dengarkan “Bungkam” sekarang di berbagai platform musik digital dan rasakan sendiri semangat perjuangan yang diusung dalam lagu ini.
Dengarkan “Bungkam” di Platform Musik Digital