Konser Lombok berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Dione (vokal, gitar) dari Albert In Space terkait album terbaru mereka, Quo Vadis. Album ini sempat tertunda perilisannya, memunculkan berbagai spekulasi di kalangan penggemar. Berikut adalah hasil wawancara eksklusif kami.
Album Quo Vadis sempat mengalami penundaan rilis. Bisa dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi?
Ya, benar. Awalnya, Quo Vadis direncanakan rilis tepat waktu, tapi ada kendala teknis dengan agregator yang kami gunakan untuk distribusi digital. Kami mengalami keterlambatan dalam pengunggahan ke berbagai platform musik. Untungnya, masalah ini bisa diselesaikan dalam beberapa hari, dan sekarang Quo Vadis sudah tersedia di berbagai layanan streaming.
Bagaimana reaksi kalian saat mengetahui ada kendala teknis ini?
Jujur, kecewa, karena kami sudah sangat menantikan momen ini, begitu juga dengan pendengar kami. Tapi kami juga sadar bahwa ini adalah bagian dari perjalanan dalam industri musik, jadi kami tetap berusaha fokus menyelesaikan semuanya.

Beralih ke album itu sendiri, Quo Vadis menampilkan tema yang cukup mendalam tentang perang dan pengungsian. Apa yang menginspirasi kalian dalam menciptakan konsep ini?
Inspirasi utama datang dari pengalaman saya saat studi di Polandia. Saya melihat langsung dampak perang Rusia-Ukraina terhadap masyarakat sipil, dan itu meninggalkan kesan mendalam. Salah satu tokoh dalam album ini, Kateryna, terinspirasi dari seorang pengungsi Ukraina bernama Yulia yang saya temui di stasiun bus di Polandia. Kami ingin menyampaikan cerita ini melalui musik agar orang-orang bisa merasakan emosi yang kami coba tuangkan.
Membuat album bertema perang tentu bukan hal yang mudah. Apa tantangan terbesar dalam proses kreatifnya?
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menyampaikan kisah ini dengan cara yang tetap relevan dan menggugah tanpa kehilangan esensi musikal kami. Liriknya penuh emosi, dan kami ingin musiknya bisa memperkuat pesan tersebut tanpa terasa berlebihan. Kami juga banyak bereksperimen dengan eksplorasi musikal, tidak ingin hanya mengandalkan satu genre. Ada kombinasi antara punk rock, post-hardcore, pop punk, hingga sentuhan new wave dan emo. Ini membuat proses rekaman jadi lebih dinamis.
Bisa dijelaskan lebih lanjut tentang struktur album ini?
Album ini disusun dalam tiga bagian:
- BAB I: Dance in the Hurricane – Menceritakan awal hubungan Kateryna dan Łukasz yang bertemu di tengah perang.
- BAB II: The Poison of Choice – Menggambarkan perjuangan mereka sebagai pengungsi dan dampak psikologis yang mereka alami.
- BAB III: Goodnight – Lebih reflektif, memperlihatkan kesedihan dan kehilangan yang mendalam.
Setiap bagian memiliki nuansa musikal yang berbeda, tapi tetap menyatu dalam narasi besar album ini.
Apa lagu yang paling berkesan bagi Anda secara pribadi?
Sulit menentukan satu yang berkesan, setiap lagu memiliki momentumnya. Tetapi Goodnight, Gagarina termasuk lagu yang memorable bagi saya, lagu ini adalah refleksi mendalam tentang kehilangan dan ketidakpastian. Saya menulisnya saat tinggal di Polandia, dan setiap mendengarnya kembali, rasanya seperti kembali ke masa itu.
Setelah semua tantangan ini, bagaimana perasaan Anda sekarang setelah Quo Vadis resmi dirilis?
Lega dan bangga! Ini adalah proyek yang sangat personal bagi kami, dan melihatnya akhirnya bisa didengar oleh banyak orang adalah hal yang luar biasa.
Rencana dalam waktu dekat setelah perilisan album ini?
Kami ingin menggelar showcase perilisan album, tapi masih dalam tahap perencanaan karena kami masih menyempurnakan berbagai kelengkapan media promo di dunia digital. Kami sedang mengerjakan video lirik, visualizer, dan beberapa elemen lainnya agar album ini semakin matang dari segi presentasi. Semua ini kami garap secara gotong royong bersama teman-teman yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar Albert In Space. Kami ingin memastikan bahwa Quo Vadis tidak hanya hadir sebagai album, tetapi juga sebagai sebuah pengalaman audio-visual yang bisa lebih maksimal diterima oleh pendengar.
Terakhir, apa harapan Anda untuk Quo Vadis ke depannya?
Kami berharap album ini bisa memberikan pengalaman emosional yang mendalam bagi pendengar. Tidak hanya menikmati musiknya, tapi juga merenungkan makna di balik liriknya. Kami juga ingin membawa Albert In Space ke panggung yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri. Kami ingin terus menyampaikan pesan melalui musik kami dan menunjukkan bahwa band dari Lombok juga bisa bersuara di panggung global.
Demikian hasil wawancara eksklusif kami dengan Albert In Space. Album Quo Vadis kini telah tersedia di berbagai platform musik digital. Jangan lupa untuk mendengarkan dan menikmati pengalaman musikal yang penuh makna ini!