Hentakan suara Risbah memecah riuh rendah hujan pukul delapan malam di Komasa Praya. Ia tampak begitu antusias mengawali acara malam itu. Para penonton mulai menata duduk ke dekat panggung. Sebagian mereka memilih duduk di bawah tepian atap bangunan, sebagian lainnya duduk di bawah rindang pohon. Acara seharusnya dimulai sejak sore dengan sesi diskusi, tetapi hujan tak kunjung reda hingga sesi malam tiba. Tim Centre Kingdom pun akhirnya memutuskan untuk memulai pementasan.
Tummy Tuck tampil pertama membawakan lagu-lagu terbarunya dan dua lagu cover. Pada jeda transisi lagu, Risbah yang bertindak sebagai pembawa acara menanyakan beberapa hal tentang proses kreatif serta pendapat para personil seputar “Be Original”, makna originalitas bagi para musisi, yang saat itu menjadi topik utama dari Unplugged Volume ke- 3 ini. Penampil selanjutnya adalah Anymore, band asal Lombok Tengah yang sangat mengidolakan band rock asal Irlandia, U2. Dalam waktu dekat pemilik lagu “Bidadariku Yang Hilang” ini akan merilis single terbaru mereka yang berjudul “Antara Hati dan Pikiran”.

foto: Ibar Daiwani

foto: Ibar Daiwani
Hujan kemudian sedikit reda saat Athena’s Private Show, grup band beraliran dream pop ini mempersiapkan alat-alat mereka di atas panggung. Halim, vokalis Athena’s Private Show berbincang dengan pembawa acara. Ia menyatakan bahwa grup band dengan aliran musik yang tak bisa lepas dari unsur elektronik ini merasa tertantang dengan konsep unplugged yang ditawarkan oleh Centre Kingdom. Athena’s Private Show kemudian memilih untuk mempertahankan sebagian kecil unsur elektronik tersebut dengan permainan synthesizer yang muncul sesekali dalam lagu-lagu yang dibawakannya.

foto: Ibar Daiwani
Setelah penampilan Athena’s Private Show berakhir, pembaca acara mengundang Pamela Paganini sebagai penampil berikutnya. Ia menanyakan perihal intimate concert “Pulang” yang pernah digelar di sebuah kedai kopi di Kota Praya dan hal lain seperti, kesannya terhadap acara yang sedang berlangsung serta pesannya kepada para musisi di Kota Praya. Selepas menyimak lagu-lagu bertempo pelan dari Pamela Paganini, emosi penonton seakan melonjak seketika saat Ranger Hijaw mengambil alih panggung memainkan lagu-lagunya yang “osah”. Saat meng-cover lagu Stray Cats, “I Fought The Law”, Ranger Hijaw mengajak para penonton untuk meneriakkan baris I fought the law and the law won, yang barangkali mewakili kondisi negara kita saat ini.
Centre Kingdom Unplugged Vol. 3 yang berlangsung pada Sabtu, 22 Februari 2025 pun berakhir hangat. Seluruh penampil, tim Centre Kingdom, serta penonton bersalaman dan menyampaikan terima kasih satu sama lain. Galang, personil Lordline yang sedari pagi sibuk mengutak-atik mixer audio portable pada komputer tabletnya terlihat lega atas pencapaiannya hari itu.

foto: Ibar Daiwani

foto: Ibar Daiwani
Acara ini memberi kesan berbeda karena gigs kolektif semacam ini masih jarang digelar di Kota Praya. Centre Kingdom mengawalinya pada Februari 2022. Kemunculan gigs organizer ini dipantik oleh gigs serupa yang banyak ditemukan di kota dan kabupaten lain di Lombok.
“Kita mengadaptasi dari teman-teman di sebelah, kita bawa kesini untuk memberikan kepercayaan diri untuk teman-teman kita yang baru berjalan di sini. Karena scene (musik) yang ada di Lombok Tengah sedang timbul-timbulnya. Atas dasar gigs dari temen-temen yang lain, kita jadi tergerak, supaya tidak di pojok tertentu saja, yuk bareng-bareng kesini biar merata hidup. Tujuan kita untuk menyeimbangkan gigs, supaya ada di mana-mana.” Ungkap Jaka Perkasa, tim Centre Kingdom.
Pada awalnya Centre Kingdom hanya menggarap gigs untuk aliran musik underground saja. Akan tetapi, setelah musisi-musisi beraliran musik yang lebih beragam muncul di Lombok Tengah, Centre Kingdom menginisiasi gigs berkonsep unplugged ini.
“Ada dua tema Welcome Home Underground dan Unplugged. Unplugged konsen untuk berkreasi, bagaimana kita mengubah, menggubah, mengelola musik dari ragam aliran dengan komposisi instrumen yang lebih simpel dan sederhana,” lanjutnya.
Langkanya gigs di Kota Praya menjadi peluang besar bagi Centre Kingdom untuk meneruskan pergerakan mereka. Akan tetapi, tantangan besar juga ikut di belakangnya. Masyarakat Praya dirasa belum terbiasa dengan budaya semacam ini, konser musik berbasis komunitas, bersifat kolektif, berskala kecil, dengan venue dan penampil yang berbeda dari konser besar kebanyakan. Selain itu, menurut tim Centre Kingdom, para kaum muda di Lombok Tengah lebih tertarik menghadiri gigs di Kota Mataram dibandingkan dengan yang ada di daerah asalnya. Permasalahan serupa yang juga pernah tim Konser Lombok temukan saat mewawancarai rekan musisi di Lombok Timur.
Meski demikian tantangan tersebut perlahan bisa teratasi di Lombok Tengah. “Rajin pangkal ramai” sepertinya jadi pelesetan peribahasa yang cocok disematkan pada Centre Kingdom. Setelah menggelar Welcome Home Underground dan Unplugged selama empat tahun berturut-turut, jumlah dan antusiasme audiens tampak kian meningkat.
“Perlahan masyarakat sudah mulai menerima penyelenggaraan event yang segmented ini, Welcome Home Underground itu yang paling rame, rame banget, kami merasa sudah cukup berhasil mengenalkan kultur ini.” Tutur Risbah.
Berakhirnya Unplugged Vol. 3 menjadi tanda bagi Centre Kingdom untuk segera bersiap menghimpun pasukan dan menyusun siasat selama beberapa bulan kedepan untuk mengguncang gumi Tatas Tuhu Trasna dalam aksi Welcome Home Underground volume selanjutnya.
Dari acara ini yang aku liat cuman 1 orang yang kerja waktu pementasan berlangsung, tapi gak tau yaa pas sebelum acara mungkin bagi2 job. Tapi alangkah baiknya jika saling bantu.. soalnya kasian sendiri dia mempersiapkan alat2 buat para penampil 😅