Lombok, 7 Februari 2025 – Musisi dan produser musik asal Lombok, Yuga Anggana, bersama Kampoeng Baca Pelangi (KBP) resmi merilis mini album Kampungku. Album ini bukan sekadar kumpulan lagu anak-anak, tetapi juga medium refleksi yang berusaha menyuarakan kegelisahan mereka tentang lingkungan dan perubahan sosial di sekitar mereka. Yuga Anggana, dalam beberapa proyek solonya, konsisten menyuarakan isu lingkungan, begitu juga dengan KBP melalui album perdana mereka bertajuk Jaga Alam.
Lagu pertama, Aku Cinta Kampungku, membawa pendengar ke dalam dunia anak-anak yang penuh keceriaan—tanah lapang tempat mereka bermain, sungai jernih dengan kupu-kupu menari, serta tawa anak-anak yang menggema di udara, menghadirkan imajinasi tentang kampung yang asri. Namun, suasana itu berubah drastis dalam lagu kedua, Tetap Bergembira. Melalui melodi yang tetap ringan tetapi menyimpan ironi, lagu ini menyoroti perubahan yang mereka alami—sungai yang dulu jernih kini kotor dan berbau, tanah lapang tempat mereka bermain telah menghilang, berganti bangunan beton.
Artwork mini album Kampungku, yang dibuat oleh Ina Mirna, mempertegas imajinasi ideal tentang kampung yang dibangun dalam lirik dan harmoni di mini album ini. Ina Mirna merespons dengan menggambarkan perpaduan antara keindahan alam kampung dan realitas perubahan yang terjadi. Visual yang kuat ini semakin memperkuat pesan yang ingin disampaikan dalam setiap liriknya.

Sebagai musisi yang juga akademisi, Yuga Anggana tidak sekadar menulis lagu, tetapi juga membangun kesadaran kritis pada anak-anak. Dalam proses produksi album ini, anak-anak KBP diajak berdiskusi dan merefleksikan perubahan di sekitar mereka, lalu menuangkannya dalam lagu. Mereka tidak hanya menjadi penyanyi, tetapi juga juru bicara bagi lingkungan mereka sendiri.
“Saya ingin anak-anak tidak hanya bernyanyi, tetapi memahami apa yang mereka nyanyikan. Musik adalah cara yang menyenangkan, tetapi juga kuat untuk menyampaikan pesan,” ujar Yuga.
Proyek ini tidak berhenti di mini album. Taufik Mawardi, pengelola Kampoeng Baca Pelangi, mengungkapkan bahwa ia dan Yuga berencana mengembangkan lagu-lagu ini menjadi sebuah drama musikal yang akan dipentaskan oleh anak-anak KBP. Drama ini akan menyajikan kisah penuh emosi tentang bagaimana sebuah kampung yang awalnya damai dan asri berubah karena ulah manusia, serta harapan untuk masa depan yang lebih baik.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya menyanyikan lagu ini, tetapi juga memahami isinya dan menyampaikannya kepada orang lain melalui teater musikal,” ujar Opik, sapaan akrab Taufik Mawardi. Ia menekankan bahwa drama musikal ini akan menjadi cara yang lebih interaktif dan emosional dalam meningkatkan kesadaran lingkungan, terutama di Lombok yang mulai menghadapi berbagai tantangan ekologi akibat ulah manusia.

Selain proyek bersama KBP, Yuga Anggana juga aktif menciptakan lagu-lagu bertema sosial lainnya. Sebelumnya, ia merilis lagu Anak Sehat, yang dinyanyikan oleh Ilona, penyanyi anak asal Bandung. Lagu ini bertujuan mengajak anak-anak Indonesia untuk mengonsumsi makanan bergizi serta mensyukuri kekayaan hasil bumi negeri ini.
Di tengah minimnya lagu anak yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, kehadiran Kampungku menjadi angin segar.
Proyek ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga gerakan kecil yang menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan sejak dini. Dengan rencana pengembangan menjadi drama musikal, pesan dari album ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak orang serta menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan mereka.
Bagi yang ingin mendengarkan mini album Kampungku, album ini sudah tersedia di berbagai platform digital. Ikuti terus perkembangan proyek ini, dan mari bersama-sama mendukung anak-anak dalam menyuarakan perubahan