Kelompok musik Mesin Ingatan resmi merilis singel perdana mereka, “Inflasi Manusia,” pada tahun 2025. Lagu ini menjadi langkah awal bagi grup yang berakar dari komunitas teater ini dalam merambah dunia rekaman. Sejak terbentuk pada tahun 2013, Mesin Ingatan telah banyak menggarap musik ilustrasi untuk seni pertunjukan, hingga akhirnya mengukuhkan diri sebagai grup musik dengan format tetap.
Grup ini mengalami perubahan formasi sejak awal berdirinya. Pada tahun 2016, Basuki dan Isnan bergabung, memberikan warna baru dalam eksplorasi musik mereka. Terbaru, di tahun 2024, Ary turut masuk sebagai gitaris, membawa energi serta visi baru dalam perjalanan band ini. Saat ini, Mesin Ingatan beranggotakan Emen (Vokal & Gitar), Basuki (Bass), Ary (Gitar 2), dan Isnan (Drum). Bersama manajer mereka, Taufik Mawardi, grup ini bernaung dalam kolektif seni Kampoeng Baca Pelangi.
Singel “Inflasi Manusia” diciptakan oleh Emen sebagai bentuk kritik sosial yang menyoroti degradasi nilai moral dalam masyarakat modern. Lagu ini menggunakan metafora “inflasi” untuk menggambarkan bagaimana keserakahan, hipokrisi, dan manipulasi kekuasaan telah menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Dengan latar sistem kapitalistik dan agama yang dipolitisasi, lirik-lirik dalam lagu ini menggambarkan ironi kehidupan manusia yang terperangkap dalam hasrat tanpa batas.

Mesin Ingatan menyoroti bagaimana keserakahan dan nafsu menguasai pikiran manusia, seolah mereka hidup abadi dan tak mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka. Lagu ini juga menyentil bagaimana agama yang seharusnya menjadi perekat sosial justru dimanfaatkan oleh elite berkepentingan untuk membentuk opini publik melalui retorika politis dan buzzer politik.
Selain itu, “Inflasi Manusia” juga mengkritik sistem kapitalis yang mengkomodifikasi segala hal, bahkan yang bersifat abstrak, melalui metafora “menjual udara.” Diksi “Anomali” dalam lagu ini digunakan untuk menunjukkan perlawanan terhadap norma masyarakat yang dianggap korup. Secara keseluruhan, Mesin Ingatan ingin menyampaikan pesan tentang manusia yang kehilangan nilai esensialnya, meski jumlah mereka terus bertambah—seperti uang yang nilainya merosot ketika dicetak secara berlebihan.
Lagu ini juga menyoroti hipokrisi religius, di mana manusia yang larut dalam kemewahan dunia mengaku religius tetapi gagal merendahkan diri. Kontras antara menyembah Tuhan yang “Maha Tinggi” dengan sikap sombong manusia menjadi salah satu poin reflektif dalam liriknya.
Dengan rilisnya “Inflasi Manusia,” Mesin Ingatan berharap dapat memberikan kesadaran baru bagi pendengar mengenai kondisi sosial yang terjadi saat ini. Lagu ini sekaligus menjadi pembuka bagi rencana besar mereka di tahun 2025, yakni merilis album penuh yang akan memperkaya skena musik dengan karya-karya kritis dan penuh makna.