Lock Block dan Konser Lombok Bawa Energi Komunitas ke Soundrenaline 2025

Band rock asal Lombok Timur, Lock Block, resmi menjadi salah satu line-up di Soundrenaline 2025, festival musik terbesar dan paling bergengsi di Indonesia yang tahun ini digelar di beberapa wilayah, salah satunya di Bandung pada 29 November mendatang. Keikutsertaan mereka menjadi tonggak penting bagi skena musik Lombok, yang jarang sekali menembus ajang sebesar ini.

Soundrenaline selama lebih dari dua dekade dikenal sebagai ruang pertemuan utama musisi lintas genre dari seluruh Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Dengan reputasi yang baik dan kurasi ketat, festival ini menjadi tolok ukur bagi banyak band independen yang ingin menguji karya di panggung nasional.

foto: https://www.instagram.com/p/DQl_tW4kf8b/

Bagi Lock Block, kesempatan ini datang di luar dugaan. “Kami benar-benar kaget waktu dikabari masuk line-up Soundrenaline,” ujar salah satu personel. “Dari awal ikut program Kingsmaker, kami cuma pengin musik kami didengar dan bisa manggung aja.”

Kingsmaker sendiri merupakan penggerak event dan komunitas kreatif di Lombok yang terhubung dengan Soundrenaline yang membuka jalur bagi band-band daerah untuk unjuk gigi melalui showcase dan proses seleksi. Lock Block mengikuti sejumlah rangkaian Kingsmaker, tanpa ekspektasi besar, hingga akhirnya diumumkan sebagai salah satu band terpilih yang akan tampil di Bandung.

Dikenal dengan formasi unik tanpa gitaris, Lock Block tampil sebagai duo yang memadukan elemen elektronik dan ritmis dalam balutan rock eksperimental. Di Soundrenaline nanti, mereka akan menampilkan format pertunjukan yang lebih modern dengan bantuan Gellen Martadinata sebagai sound designer. “Karena kami cuma bertiga bersama drummer, kami ingin bikin sesuatu yang maksimal, supaya tampil kami terasa beda dari biasanya,” tambah mereka.

Namun, perjalanan Lock Block ke Soundrenaline bukan sekadar kisah satu band. Mereka berangkat membawa semangat kolektif dari Lombok melalui kehadiran Konser Lombok, platform yang selama ini menjadi poros pergerakan musik di pulau tersebut.

Lock Block

Meski dikenal publik sebagai media musik, Konser Lombok telah tumbuh menjadi gerakan kolektif yang aktif menghidupkan ekosistem musik lokal. Mereka rutin menggelar konser, diskusi, dan lokakarya musik; memfasilitasi pelaku UMKM yang terhubung dengan musik; hingga membangun database ekologi musik Lombok. Bagi banyak musisi di daerah ini, Konser Lombok adalah ruang bersama tempat belajar, berkarya, dan berjejaring.

Menurut Chole, perwakilan Konser Lombok yang juga akan turut hadir di Bandung, keterlibatan mereka dalam Soundrenaline tahun ini adalah bentuk dukungan nyata bagi band asal Lombok Timur tersebut.

“Keikutsertaan Konser Lombok membersamai Lock Block adalah salah satu bentuk konkret dari semangat kolektif yang kami jalankan,” ujar Chole. “Bagi kami, ini bukan hanya tentang mendampingi teman-teman tampil di festival besar, tapi juga tentang belajar. Kami ingin bertemu dan menyerap pengalaman dari jejaring gerakan kolektif lain yang hadir di Bandung nanti.”

Kehadiran Konser Lombok di Soundrenaline menegaskan bahwa ekosistem musik Lombok kini sedang bergerak bersama, bukan sendiri-sendiri. Dukungan antar-komunitas, antara media, promotor, dan musisi menjadi pondasi penting agar talenta lokal bisa dikenal lebih luas.

“Komunitas dan teman-teman musisi banyak yang kasih selamat, rasanya kayak menang AMI Award,” kata Lock Block sambil tertawa. Di balik candaan itu tersimpan rasa bangga sekaligus kesadaran bahwa momentum ini penting untuk karier mereka. “Kami mau tampil sebaik mungkin, sekaligus menambah jaringan dan pengalaman.”

Usai tampil di Bandung, Lock Block juga tengah menyiapkan EP perdana yang rencananya akan dirilis akhir tahun ini. Langkah ini memperlihatkan bahwa kiprah mereka tidak berhenti di panggung besar, melainkan berlanjut dalam proses kreatif yang lebih matang.

Kisah Lock Block dan Konser Lombok menuju Soundrenaline 2025 menjadi potret nyata bagaimana skena musik daerah bisa menembus panggung nasional melalui kerja kolektif dan semangat saling dukung. Dari Lombok Timur ke Bandung, mereka membawa lebih dari sekadar musik—mereka membawa cerita tentang kolaborasi, kemandirian, dan keyakinan bahwa suara dari pulau kecil pun bisa bergema jauh.

YA

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top